Aceh Tengah – radar utama.com
Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Saatnya rakyat memilih para wakil mereka yang tepat dan cakap untuk menyuarakan apa yang menjadi aspirasi mereka di DPRA. Johasyah Calon Legislatif DPRA dari Partai NasDem Dapil 4, Aceh Tengah-Bener Meriah, yang akan merebut tiket ke DPRA dari Daerah Pemilihan dapil tersebut,
Pria yang disapa Johar ini adalah Putra Asal Kecamatan Linge Kampung Owaq yang punya pengalaman hebat seperti pernah saat ini berliaunya duduk di DPRK,
Johar adalah putra asli kecamatan Linge yang berasal dari Owaq dari orang tua yang berprofesi sebagai guru dan guru ngaji di kampungnya.johar tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat agamis.
berniat maju sebagai calon legislatif untuk DPRA Provinsi Aceh pada Pemilihan Umum Legislatif 2024 melalui Partai NasDem Nomor Urut 5,Dapil 4, Aceh Tengah dan Bener Meriah,
Joharsyah memaparkan,Insyaallah, maju. Saya ingin bermanfaat buat masyarakat di Daerah Pemilihan khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah,
Kemedia ini 13/10/2023,
Namun seiring dengan perjalanan waktu, lanjut dia, banyak pihak yang menyarankan agar dirinya maju selevel lebih tinggi yakni menjadi caleg di tingkat provinsi karena dianggap memiliki potensi.
Hal ini, lanjut dia, tentunya menjadi tantangan tersendiri, karena menjadi calon wakil rakyat yang cakupannya lebih luas.
Tidak ada salahnya mencoba.Saya akan berupaya sekuat tenaga untuk meraih itu,demi perubahan daerah kita,kita bangun bersama dan bersama kita pasti bisa,
optimistis bisa bekerja sama dengan para caleg DPRD di masing-masing dapil dalam Pileg 2024.
Lebih lanjut Joharsah menguraikan Islam memberikan dasar-dasar normatif dan filosofis tentang kepemimpinan yang bersifat komprehensif dan universal. Oleh karena itu, dalam Islam ada prinsip-prinsip kepemimpinan di antaranya adalah musyawarah, adil, kelembutan hati, kebebebasan berfikir, sinergi dalam membangun kebersamaan.
Seorang pemimpin harus menjadi keteladanan, Sebuah kepemimpinan akan efektif apabila dilakukan dengan sebuah keteladanan, bukan hanya berbentuk nasihat atau ucapan saja, akan tetapi juga keteladanan yang berbentuk tingkah laku yang baik. Pemimpin juga harus bermusyawarah, dalam artian seorang pemimpin dalam mengambil keputusan atau kebijaksanaan harus melibatkan masyarakat, bukan atas kehendak persepsinya sendiri apalagi berdasar persepsi kelompok pendukungnya,
Aharuddin,